Selasa, 07 Maret 2017

Marintan AM - Gank Motor

Pagi - pagi Marintan sudah bikin Ayah kesal, betapa tidak ? Ayah kasih tips eh Marintan malah jawab seenak beroknya. "Intan, makin hari kamu makin gemuk saja, cobalah sarapan sama bubur gandum", Ujar Ayah sambil menyeruput kopi. "Baiklah Ayah, ini bubur gandum nya dimakan sebelum atau sesudah akyu sarapan nasi ?", Sahut Marintan dengan ceria, membayangkan sarapan dobel. Ayah jelas naik pitam, "Kamu ini memang tolol, Mah ini lho anakmu, jawab koq gak pake pikiran ! Nah sebagai hukuman, kamu panaskan motor Ayah". Marintan memilih buru buru keluar dari ruang makan, Mamah ibarat granat nanas, siap meledak saat kuncinya ditarik dan Ayah yang narik kuncinya, tiap saat selalu narik. Di luar Marintan markir motor Ayah di panas terik, disamping motor, Marintan jongkok asik membakar ranting kayu dan beberapa botol plastik. "Yah ? Koq mambu sangit yo ? Asli baunya kok deket ya ?", Kata Mamah sambil agak drama pening pening manja. Ayah menjinjing sarungnya sambil membawa koran yang lagi dibacanya. Setiba di teras dia jelas syok, "Intan !! Kamu ini gak waras ? Dipanasin itu mesinnya dinyalakan bukannya dijemur ! Trus ngapain kamu asepin ? Iwak Asep tah ?", Ayah bicara lantang dan menggetok kepala Marintan pake gulungan koran. Mamah ikut menyusul ke depan dan melihat ulah Marintan dan jelas tensi-nya meningkat drastis, "Tan ! Kamu pengen kami cepet mati ya ? Terlalu bodoh kamu !" Marintan menyahut lirih, "Billahi Mah, akyu lho gak ada pikiran gitu". Sementara tetangga molai berdatangan, mereka kepoh pagi pagi ada keributan, sumpah Marintan malu abeezzz. Dan Marintan menuangkan deritanya pada Ike dan Sumeng. "Ayah bisa sadis gitu ke akyu, sumpah akyu malu banged". "Sabar Kak, mungkin Ayah lagi dikerjain sama orang, dibikin benci sama Kakak !", Ujar Ike sambil asik memakan getuk yang dibawa Marintan. "Kak Mer mending ke orang pinter deh, pasti ada yang sirik sama Kakak", Lanjut Sumeng dengan yakin. Marintan dalam hati berusaha menebak, siapa aja yang sirik sama kecantikannya. Bing An ? Saru Lansia ? Ayunk Ababil ? Umi Amalia ? Lee Lee Liana ? bla bla bla Hmmmm siapa ya ? Tersangkanya terlalu banyak nih
****** Selama ngurir kepala Marintan terus berusaha mencari siapa yang berani ngedukunin Ayah biar selalu marah padanya. Ia gak pernah mikir kalo semua itu terjadi karena ulahnya sendiri. Marintan sampe haus dan dia mampir ke Es Degan Mak Syur yang keliatan menggoda. Es ukuran jumbo sudah ada didepannya, ia duduk di bangku panjang. Di bangku seberang meja agak diujung kiri, Marintan baru sadar, ada cowok umur 35an yang bikin clekit clekit saat ia menatapnya. Cowok itu memegang gitar dan menatap Marintan sambil senyum - senyum. Marintan jelas sok ja'im walo bibir rasanya pengen ngesun entu cowok. Tiba - tiba cowok itu bernyanyi, suaranya mirip Ariel. Lagu Peterpan berjudul Khayalan Tingkat Tinggi pun berkumandang. Marintan yakin 125% bait - bait lagu itu bercerita tentang dirinya. Awal ku melihat Kuyakin ini bukanlah yang biasa Mengagumkan Melemahkan aku melihat tatap matanya Garis tangannya Waktu berhenti apabilaku memandangnya Mengagumkan Melemahkan aku melihat tatap matanya Reff Khayalan ini setinggi-tingginya Seindah-indahnya Dan aku memikirkannya Bila ku dapat kusimpan wajahnya Benarkan indahnya Waktu memilikinya Yang kunanti Saat memegang tangannya Sampai nanti Tetap memegang tangannya
*******
Bukan Marintan kalo gak bisa dapetin pin BBM cowok. Dan sambil menuju pulang dia asik BBM ke cowok tadi yang bernama Sukma Yusron, cowok ini mengaku Provost dan Marintan langsung yakin itu bener. Hasilnya ? Marintan diseruduk serombongan sapi dipinggir jalan dan muncullah status sensasional di akun FB-nya. "Mungkin memang Dimas Kanjeng nyuruh istirahat. Udah naik motornya pelan eh malah diseruduk sapi. Harus Citi scan, kayanya ndasku benthet, akyu kram otak nih, mana Ayah bolehin opname cuma ke Nasional Hospital secara BPjS-ku kudu izin ke kedutaan Mesir. Abis ini aq ke salon ach biar stress ( maksud Marintan Fresh )" Komenpun bermunculan tanpa ampun, soal pamor Marintan ngalahin juara 1 Ning Surabaya. Lee Lee Liana : Itu salon Cik Wen tah ? Masih diskon tah ? Setia Rina : Opo dikiro sapi Madura ya kamu Bing An : Lha kepala retak otaknya kram, koq masih bisa nyetatus Marintan AM : Ciyus Ce, ini diiket sama Ayah biar nempel lagi. Umi Amalia : Kamu war byasak Tan ! War byasak ngibul Rias Bekker : Tan ! Aq tadi pesen Asinan Manyuun koq koen tukokno sandal jepit ? 
******
Siang itu Marintan asik makan Soto Daging berdua Om Yusron, Om Yus asik menikmati porsi ketiga. Marintan sambil memamah biak mulai membuka obrolan. "Jadi Om sering nongki disini karena Provost ?". Om Yus mendelik seolah kaget, dia buru - buru meletakan jari telunjuknya di bibir Marintan, "Sssttt !!!! Jangan kenceng kenceng, aku ini nyamar, kudu ngungkap masalah besar", Ujar Om Yus dengan suara mendesis. Marintan agak panik, dia ikut berbisik, "Ohhh maap ay, akyu tadi lancang" Om Yus tersenyum dengan lesung Pipit yang bikin Marintan merintih dalam gairah berkekuatan 13000 Kwh. "Gak apa cantik, aku gak marah kok, lagian ngapain kamu makan kacang ?", Om Yus tanpa ragu ngesun pipi Marintan hingga bekas kuah soto dibibir Om Yus pindah ke pipi Marintan. Duaaarrr Marintan mental ke bulan dan meluncur kembali ke bumi dan terhempas di Padang Lavender penuh cinta, walo Om Yus bolot tapi sepertinya dia cowok setia.
*******
"Maksudnya sekedar PHP atau apa ya ? Sebentar bilang akyu ini mirip Atiqah Hasiholan trus tau - tau bilang akyu Fathin dan berubah lagi Alysa Subandono", Marintan meminta pendapat Sumeng dan Ike sambil pesta kuaci. "Kak Mer memang mirip Akekah koq", Jawab Sumeng dengan mantab. Marintan melirik sinis, "Akekah ? Lu kate gua kambing !! Atiqah, bodoh !", Marintan gusar akan jawaban Sumeng. Sumeng memang pengen menyebut Atiqah tapi dia pikir Akekah sama saja, ia berusaha mencium tangan Marintan yang mirip Kue Cucur, tanda penyesalan. "Kak Meri memang cantik seperti Atiqah, lembut seperti Alysa dan tegar seperti Fathin", Ujar Ike seyakinnya umat. Marintan mangap pengen ngomong tapi lidahnya kelu, dia sudah ribuan tahun gak ketemu kejujuran, dan tiba -tiba aja kejujuran datang dan memeluk erat Marintan. "Tapi Bing An, Setia Rina, Ryas Bekker, Eca Nobita dan lain lain suka membully akyu yang kata mereka jelek", Marintan bicara dengan leher tercekat menahan haru. "Mereka iri sama Kak Mer yang punya segalanya. Harta bisa disaingi tapi soal wajah dan hati, Tuhan hanya memilih Kakak seorang. Cantik dan unik", Sambung Sumeng dengan tulus. Marintan tak kuasa lagi, dia menangis haru. Menjadi cantik dan banyak bakat ternyata gak seenak dibayangkan, buktinya dirinya, selalu dicerca teman dan keluarganya sendiri, padahal bukan salahnya kalo dia terlahir cantik dan penuh cinta.
*******
Marintan lagi berduaan sama Om Yusron di Warung Mbak Bro. Keduanya makan dengan beringas dan tetep Marintan yang bayar. Di meja terhidang aneka sambelan, lauk, nasi masing masing 1 bakul. Keduanya wajahnya berminyak lantaran kepedesan plus keringetan. Habis ngembat seisi meja, Om Yusron ngisep rokok sembari ngemeng, "Ay, besok aku akan bertugas ke Jogja, mohon jangan tangisi kepergianku". Marintan kelolotan lantaran kaget, air mata kepedesan dan air mata takut kehilangan membaur, "Ayyyy ??? " "Simpan airmata-mu Ay, demi negara aku harus pergi", Ujar Om Yusron belagak cool. 
Marintan tak sanggup membayangkan hidup sehari tanpa Om Yusron, apalagi buat beberapa hari, dia ndusel bermaksud manja, tapi Ciput Alien dibalik jilbabnya malah nyodok kelek Om Yus yang siang itu pakek singlet. Om Yus kaget karena geli dan dia kejengkang jatuh dari bangku. Marintan ikut jatuh pas diatas Om Yusron yang terlentang. Asli beratnya gak bisa diceritakan, malunya ? tambah gak bisa diceritain dah. Marintan menuliskan sederet kalimat di status FB-nya dan seperti biasa, hujan bully tak terbendung. "Terima kasih Om Provost-ku udah nyempetin makan siang berdua akyu, padahal kamyu sibuk bingit. Akyu tercabik dalam gairah, kamyu harus pergi bertugas dan membiarkan akyu menggelinjang dalam bisu" Saru Lansia : Halah gitu aja jadi status, kalo putus aja Tan baru di buat status ! Mamat Arif Aji : Aku kudu nang WC moco Iki Janet Jackson : Opo tho Iki ? suwe gak tampil aku koq ra update blas Lee Lee Liana : Tan kamu kayanya hyper deh, mending Konsul ke ahlinya Setia Rina : Aku nangis ! Nangis kakean guyu Bing An : Kalo kebelet pakek terong kan bisa ? Gitu ae repot !! Levin Sandra : Gilaniiiiii Tan Marintan AM : All : apa akyu salah kalo jadian sama propolis ? Eca Nobita : Hahahahahaha Provost cuk ! Ryas Bekker : Tan ! Aq mesen Roti Jala kok mbok tukokno Jala gae nyekel iwak su ?!!! *******
Malam itu di daerah Pagesangan sudah berkumpul sekitar 23 motor yang siap konvoi ke arah Jogja. Om Yusron rupanya pimpinan, ia sibuk bicara dengan bahasa isyarat ke sekitar 8 orang yang rupanya leader tiap kelompok. Satu motor rata rata berisi 2 orang. Marintan tiba di TKP saat rombongan akan berangkat. Om Yus jelas kaget melihat Marintan datang. Memakai sepatu boots sebetis warna shocking pink berhias ukiran warna emas. Leggings bunga bunga kuning dan kaos oblong hijau muda. Jacket warna kuning kunyit kebanggaannya juga nampak melengkapi tampilan malam itu. "Ay maafkan, akyu harus ikut, akyu gak bisa nahan kangen soale", Ujar Marintan seraya memeluk pinggang Om Yusron. Om Yusron sebenere kesel ini cewek tau - tau datang, mau debat waktu dah gak memungkinkan. "Ay !! Ini tugas negara, kalo kamu nekad ikutan maka kamu kudu ikut aturan ya ?" Marintan langsung sepakat dan mengecup pipi Om Yusron dan akhirnya rombongan itu bergerak menuju Jogja. Saat dijalanan, mereka nampak ugal ugalan. Mereka berbicara kotor dan bersikap kurang ajar terhadap pengguna jalan lain. Marintan pikir semua itu karena rombongan Provost ini dalam penyamaran. Lalu mereka mampir ke Mini Market dan asik nyomot ini itu tapi gak bayar, bahkan mereka mengambil uang yang ada dii mesin kasir. Marintan sempet ikutan nyomot, sayang dia malah ambil pembalut, dipikirnya bisa buat ngirit beberapa bulan ke depan. Rombongan laju lagi dan tiba tiba saat rombongan memasuki Kota Ponorogo ada serombongan mobil Polisi menghadang. Dan lebih pastinya rombongan ini dikepung. Polisi siaga dengan senjata lengkap dan memaksa semua tiarap di aspal. Marintan tanpa ampun mencoba protes, " Bapak yang bener donk, kita ini rombongan Provost yang ada tugas di Jogja, lha kok malah ditangkepin, aneh !" Seorang Polisi berkumis menatap Marintan yang sok tau, "Provost matamu ! Kalian ini penjahat dalam bentuk Gank Motor, kalian harus ditindak tegas". Marintan dengkulnya lemes, dia pun melihat Om Yusron nampak diborgol dan digiring ke truck besar. Marintan baru sadar dia dipedaya. Beberapa belas orang termasuk Marintan terbukti bukan anggota, tapi hanya ikut ikutan, Polisi memanggil orang tua mereka. "Ya Pak, ini Putri anda ikut terjaring, namun terbukti bukan anggota Gank, Bapak harus lebih cermat mengawasi Putri Bapak, ini juga ada barang bukti Putri anda menjarah pembalut tanpa sayap sebanyak 9 bungkus, kami temukan didalam ronjot-nya". Seru Polisi yang menangani kasus ini. Ayah super malu, Mamah malah mukanya dah ungu. ""Lha pamitnya mau ikut Tauziah di Ngampel lha kok ini ada di Ponorogo Tan !!?", Bentak Mamah sambil menampar bolak balik pipi Marintan. Sesampai di rumah, Ayah menjatuhi hukuman classic dari masa Dinasti Yuan, tangan Marintan digantung keatas, kakinya dirantai dan lidah menjulur sambil dijepit sama jepitan jemuran. Lalu lidah menjulur itu ditaruh parutan pare muda dan polokyo yang ditumbuk kasar. Hukuman ini biasanya bagi mereka yang suka berdusta. Mamah malah menambah olesan eek ayam ke lidah Marintan, kadang Mamah menampar wajah Marintan. Marintan hanya bisa menangis pilu dengan lidah menjulur, dia bingung kenapa cintanya selalu berakhir jadi mimpi buruk.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar