Sabtu, 27 Februari 2016

Keluarga sentir ( Setengah Sentir ) - Tante Rus CLBK ( Cinta Lama Berantakan Kembali )

Ikhasur sudah 40 menit jongkok di depan tungku, badannya becek oleh keringat dan rambutnya awut awutan. Dia memasak mie instant hingga lembek. Itu aja belum cukup karena proses itu akan berlanjut dengan membiarkan mie itu dingin dan mekar hingga sebesar lintah.  Baginya itu enak dan bikin kenyang.

Tapi Ikhasur keliru, dia menuang sambel kecap botolan bukannya kecap manis. Akibatnya baru dua suap airmata dan ingusnya sudah membanjir dan meluncur dengan sukses kedalam mangkoknya.

Bunda yang baru saja memetik daun singkong buat lalapan, langsung kesal, "Khasur !! Kamu ini jorok ! Bersihkan dulu ingusmu atau tidak ada jatah makan siang"

Ikhasur jelas ngeri membayangkan saudaranya makan dan dia hanya jadi penonton. Ia salto ke kamar mandi dengan suara gedebukan.

Mamat yang baru saja main comberan nampak masuk rumah dengan wajah lapar. Ia melihat mie diatas meja, dan segera menyuap sesendok. Wajah Mamat berubah agak ungu, mie itu sangat asin. Mamat nggak tau aja di mangkok itu udah berkubang ingus Ikhasur.

*****

Didot mondar mandir dengan selendang hijau dan kemben hijau, wig panjang melengkapi tampilan pagi itu, dia kali ini merasa dirinya sebagai titisan Nyai Roro Kidul. Ia berkali kali memandangi wajah menornya dengan bangga, "Hmmm guweh memang cantik dan anggun, guweh pantas juara di Putri Indonesia", Gumam Didot sambil berkedip kedip mirip lampu sen.

Tiba tiba dia mendengar suara gemuruh, pas dia lihat ternyata ada Pingping jatuh duduk diruang tamu. Didot heran melihat Pingping yang posisi duduk dengan celana jeans yang dipakai sampe lutut aja. "Dot tulung Dot, aku make celana jeans tapi gak masuk eh aku kesrimpet"

Didot yang merasa cantik hanya mencibir dan pergi kerumah Jeliana yang nampak asik mengunyah, "Mak Jeli ada masakan apa, aku mau beli", Ujar Didot dengan suara rendah, ia berusaha seanggun Putri.

Jeliana menjawab. "Ada nasi Krawu Dot, cuma 7 porsi lho"

"Aku mau satu !!!! Gak pake lama ya Mak", Jerit Didot lupa kalo dia lagi belagak jadi Putri.

Dalam hati Jeliana heran, kenapa Didot suka berbusana perempuan, kenapa orang serumahnya malah bangga sama Didot yang sempet terkenal diajang Faktor X, sungguh Jeliana gagal paham.

*****

Tiba - tiba dari semak - semak muncul si Wiwi yang nampak kumus kumus karena rela kepanasan 2 jam demi menanti saat - saat Didot jajan. "Dot ? Ini kamu ?", Ujar Wiwi sok kaget.

Didot menjeb, bibirnya mirip paruh bebek. "Emang ada masalah ???", Ujar Didot setengah nyolot.

Wiwi dengan kemayu duduk disamping Didot, "Asli ayu banget, keliatan mewah dan berkelas", Wiwi memuji setinggi langit.

Didot mendadak senyum, "Benarkah Fulgoso ? Cubit aku biar aku tau ini nyata"

Wiwi menampar Didot sambil bicara, "Aku pikir kamyu Kezia ( Putri Indonesia ) miriiiip bingit Dot", Ujar Wiwi penuh dusta. Lha secara umum aja Didot buluk dan Kezia putih, belom yang lain - lain.

Didot dadanya sesak, disangka model itu dia udah kebal tapi dikira Putri Indonesia ? Ini bener - bener kebahagiaan 7 tikungan 17 tanjakan dan 170 dermaga. Tanpa ampun dia berteriak, "Mak Jelllll itu Nasi Krawu-nya satu lagi ya !!! Yang enak dan porsi jumbo buat Sista akyu"

Wiwi tersenyum manja, dalam hati dia bersorak. Gak sia - sia berjemur diantara semak.

Nasi Krawu terhidang, Wiwi asik menampar pipinya sendiri, ia ingin memastikan didepannya memang ada makanan enak. Mbah Gunung kejam Wiwi jarang diberi lauk. Bila ikan ato ayam pasti Mbah akan filet dan tulangnya tidak dibuang tapi direbus dan itu jatahnya Wiwi.

Tiba - tiba Tekwan muncul sambil memainkan gitar dan bernyanyi. "Kau cantik hari Ini dan aku suka ... Kau lain sekali dan aku suka".

Wiwi langsung merepet, "Heiii !!! Gak ada uang receh, pergi kaa  .... Mmpphhh", Wiwi tiba - tiba gak bisa ngomong karena mulutnya diremes Didot.

"Teruskan Wan ... Nyai suka", Ujar Didot dengan suara manja.

Tekwan kembali menyalak, "Entah ada angin apa, Kau berdiri disana,  Berhenti aliran darahku, Kau menatap matakuuuu"

Didot mengusap sudut matanya dengan tissue, ia terharu. Lalu dia berteriak lantang, "Maaakkk satu lagi ya buat bro akyuuu".

Itulah Didot yang gila sanjungan dan selalu percaya semua puji pujian itu nyata adanya.

Suasana mendadak hening hingga muncul Pingping. Siang itu ia mirip Dipsy salah satu teletubbies dari 4 tokoh. Kaos panjang ketat, leggings dan kerudung serba ijo muda membungkus tubuh gempalnya.

Pingping langsung goyang sambil nyanyi lagu dangdut

ku takut-takut lagi
takut ketipu lagi
banyak yang janji sehidup semati
akhirnya ku sakit hati

bingung bingung tuk pilih yang mana
pilih yang tampan atau yang jutawan
mending pilih yang aman

cumi rebus calon suami rekening bagus
cumi rebus calon suami rekening bagus
cumi rebus calon suami rekening bagus
cumi rebus calon suami rekening bagus

Tanpa banyak bicara Didot sekali lagi berteriak, "Maakkk aer kobokan satu yaa"

Pingping langsung duduk dan dia memilih bangku didepan Didot. Ia tak sabar makan Nasi Krawu. Tak lama aer kobokan datang dan, Pyaakkk !!!!", Didot menyiram Pingping. Ia benci lagu dangdut dan liriknya  tak ada pujian untuknya.

"Dooottt ??!!! Aku kok disiram ?", Jerit Pingping meratap pilu.

Didot wajahnya bengis sambil meringis, "Kisanak ! Nyai benci lagu dan goyanganmu, pergilah sebelum akyu kempesin"

Pingping pun pergi sambil berlari dengan suara gemuruh. Debu tebal nampak bagai awan setiap kali ia menapak tanah.

*****

Tante Rusrus cemberut di teras sambil memangku baskom isi jagung yang siap direbus. Bunda juga di teras sambil mengupas bawang. "Rus ?!! Kenapa kamu kok cemberut ?"

"Temen lamaku mau datang, namanya Brambang Martono Mbak", Jawab Tante Rus sambil garuk - garuk kaki.

Bunda gak nyangka adiknya punya temen, "Lho didatengin temen kok cemberut ?"

Tante Rus mendengus, "Ada dua hal yang bikin akyu galau, pertama ini tanggal tua, mau nyuguhin apa ? Kedua Brambang dateng sama Mamah Suci yang cerewet itu lho Mbak"

Bunda memakan satu bawang mentah, ia pingin kacang tapi gak ada, "Soal suguhan biar aku utang sama Jeliana, trus kok Brambang kenal sama Ustadzah itu ? Trus kok kamu kesal ?"

Tante Rus mendadak tersipu, "Soal Mamah Suci ... Ia senior Brambang pas kuliah. Kalo Brambang itu temen SMU akyu dan akyu pernah cinlok Mbak pas ada tugas bareng"

Tiba - tiba Bunda Soka tertawa mirip Buto Ijo. "Hahahaha genit kali kau"

Tante Rus melotot, "Mbak ? Kok tau sih akyu jadi jauh sama Brambang gara - gara aku dikatain genit sama Sri Metani, anak Bu Kantin ?"

"Hah ? Maksud looo ??", Sahut Bunda berasa anak gaul.

"Jadi Sri bilang kalo aku genit, ya aku malu. Mbak kan tau akyu ini lembut dan sensitif perasaannya, jadi akyu lari dari bayang - bayang Brambang", Ujar Tante Rus dengan lebay dan PD

Bunda kini yang mendengus, "Bah ! Macam aku tak kenal kau sajanya", Bunda mendadak berlogat Batak.

Tante Rus melanjutkan kisahnya, "Akyu takut jatuh cinta lagi Mbak"

Kini Bunda resmi jadi jengkel, "Eh bisa gak kita ngobrol gak pake lebay ! Ya sudahnya besok pagi ku pesan masakan sama si Jeli, ngutang dulu"

Tante Rus melongo, "Lho ? Mereka datang 5 menit lagi Mbak !"

"Apaaaaa ??? Lima menit lagi Ah ah ah !! Lima menit lagi, Dia mau datang manjemputmuuuu ... Lima menit lagi ah ah ah, Lima menit lagi , Aduh aduh jadi salah tingkah", Jerit Bunda Soka.

Tante Rus nyamber, "Rambutku belum disisir,  Baju ku yang baru belum selesai dijahit. Malu ah malu ah malunya setengah matiiii. Mbak tolonglah, Tolong katakan padanya
Hari ini akyu sakit, Sakit gigi sakit perut, Juga sakit kepalaaaa"

Tiba - tiba kepala Mamat sama Ikhasur muncul dari jendela dan ikutan ngemeng, "Ma ma ma ma ma tolonglah, Suruh saja dia masuk
Aku mau pura-pura, merintih-rintih dikamar ...."

"Aduuuuuh rupanya dia tau ... Aku bersandiwaraaaaa", Lanjut Pingping yang baru datang.

******

Tante Rus bagai puber ke dua, ia duduk manis sambil mencuri pandang ke arah Brambang. Brambang ini seorang guru, tubuhnya tinggi gempal. Tante Rus nggak menyangka Brambang tetap membuat hatinya penuh taman bunga, bunga Amarilis.

Dan padang bunga itu mendadak hancur karena diinjak alayers yang kali ini berwujud Mamah Suci. "Rus kok mukamu merah ? Apa Brambang ini bau bawang ? Ehh mangsutku apa kamu jadi.perih ?"

Tante Rus yang mengaku sensitif dan lembut jelas malu berat. Dari dulu ia suka sama Brambang tapi sudah jangan bilang siapa siapa dan Mamah Suci gak peka.

"Mamah mulutnya mau aku pasangi renda ? Kok cerewet bingit", Ujar Tante Rus jengkel

"Rus ... Wajahmu memerah tapi kamu cantik", Kata Brambang dengan senyum semanis madu. Tante Rus rasanya KB alias Kaget Bahagia dan Mamah Suci tetep kepoh.

"Sik !!! Mbang kamu itu barusan jujur, basa basi apa sekedar ngomong ?", Tanya Mamah Suci.

Didot yang pasang aksi dengan gaya Nyi Roro Didot sok berbahasa asing sama Pak Brambang, "Còmo està usted ? ( koh-moh ehs-tah oos-tehd )"

"Còmo està matamu !! ( koh-moh ehs-tah matamu )", Jawab Pak Brambang sambil melempar Didot dengan pacul.

Setelah ganguan sudah pergi  Brambang kembali bicara ke Tante Rusrus, "Kamu awet muda Rus"

"Kamyu awet ganteng", Sahut Tante Rus sambil tertawa bahagia hingga matanya segaris. Dan disaat inilah gangguan utama datang, Mamah Suci baru sadar tas tangannya tertinggal di Warung Gudeg.

Tanpa ampun dia menarik Brambang untuk menemaninya kembali ke Malioboro. Brambang tak kuasa menahan Mamah yang tenaganya mendadak bagai Banteng dari Afrika, yang menarik Brambang dengan kecepatan 76 km/jam.

Tante Rus masih cekikikan dengan mata segaris hingga Bunda Soka menyadarkannya dari tawa tak bertepi. "Rus ? Tamunya mana ? Ini kopi baru siap".

Tante Rus berhenti tertawa, sosok Brambang sudah tak ada, hanya nampak Ikhasur, Pingping dan Mamat yang saling tampar berebutan makanan

Senin, 22 Februari 2016

Miracles

From up above I heard
The angels sing to me these words.
And sometimes in your eyes
I see the beauty in the world.
Now I'm floating so high.
I blossom and die.

Send your storm and your lightning to strike
Me between the eyes,
Sometimes the stars decide
To reflect in puddles in the dirt.
When I look in your eyes
I forget all about what hurts

Di hari ini telah lahir seorang perempuan yang menurutku sangat inspiratif, bernama Duma Fitrie Sitompul atau RA Sokanindya Banowati Dumawarani Fitrie yang lahir dari seorang perempuan tegas namun lembut hati. Ketegasan Mamak seolah tidak nampak pada Duma yang cengeng dan cenderung baper. Ejekan dari kakak - kakaknya seolah hal yang begitu menyedihkan dan terus saja dipikirkan. 


Duma kecil memang baper bahkan hingga saat ini. Setiap kesedihan dari orang - orang yang dikenalnya akan menyeretnya dalam kesedihan. Perempuan ini pernah menjadi guru juga seorang istri juga ibu dari dua anak lelaki. Kadang aku mikir, kenapa orang - orang baik seolah diberi cobaan yang berlebihan ? Tapi disatu sisi ada seruan bahwa Allah tak akan mencoba umatnya melampaui kesanggupannya. Tapi aku terus bertanya, kenapa orang - orang brengsek justru tidak di uji dengan berat ? Seberat cobaan yang ditimpakan pada perempuan baik bernama Duma ?
  






Perempuan ini mengalami kecelakaan yang membuat tumitnya hancur, rekontruksi yang belum sempurna namun dihentikan, merubah sejarah hidupnya, merubah mimpi - mimpinya. Itulah sebab ia begitu ketakutan saat harus memasuki Rumah Sakit yang seolah memutar segala kenangan lama yang mengerikan.

Karena kaki tak lagi sempurna, ia pun tak lagi mengajar, terlalu repot dan rasanya menjadi istri dan ibu saja sudah bahagia tak bertepi. 

Tapi ujian kembali mendera, sandaran hidup yang harusnya setia dalam suka dan duka, justru berpaling pada perempuan lain ( I called her, biatch ! ) dan itulah sejatinya kesedihan yang tak pernah sembuh, lebih sakit dari pada kehilangan tumit, lebih perih dari pada melihat darah segar yang terus mengucur tanpa henti. 

Perempuan ini mengemas lukanya seorang diri sambil membesarkan dua buah hatinya. Dan taukah ? Ia selalu menjadi ibu yang lembut hati, ia sangat - sangat mencintai kedua anaknya seolah lupa dirinya juga butuh cinta.






Hingga aku hadir dalam hidupnya. Aku yang waktu mengenalnya hanyalah seorang yang sempat menutup diri dari yang namanya kawan,. Mengenal di Facebook dan awalnya tidak special. Aku bahkan memanggilnya 'Mbak' dan kami berinteraksi seadanya saja. 

Tapi Allah bicara lain, kami kian lama justru kian dekat. Dan aku mulai memanggilnya Mae yang bermakna Mak dari kata Mamak. 


Aku orang yang susah dimengerti tapi Mamak sepertinya sabar dan itu membuatku sweet surrender. Dan jadilah kami sebagai ibu dan anak. Mamak tidak bosan menyimak jutaan rasa kecewaku khususnya pada mereka yang tak tau diri tak tau budi. 

Nasehat Mamak banyak yang aku anut dan ia terus bicara dengan lembut layaknya ibu, ibu yang tau gimana menghadapi anak yang moody. Tapi mungkin aku tidak bisa lembut, aku ini vulgar walo gak merasa itu vulgar. Demikian saat aku gantian menasehati Mamak yang kadang terlalu menyalahkan diri dan juga terselip sesal akan nasibnya yang malang.

Aku sendiri gak punya cara, coz aku memang gak bisa merapihkan kata, intonssi juga raut muka. Di satu sisi I let you know saat aku sedih, marah atau senang. Aku belajar membungkus pukulan dengan pelukan tapi gak pernah bisa, it's not my style.

So ini bukti betapa Mamak type perempuan yang melihat dengan hatinya, ia tau seperti itulah caraku peduli. Dan memang ia Mamakku apalagi my Mom sudah gak ada. 

Mamak ini penggila teh dan Tong Tji satu satunya yang membuatnya kecanduan. Ia juga penggemar Kerupuk Rambak dan satu lagi Teh Rosella walau tidak segila pada Tong Tji

Mamak juga suka tanaman dan gelang aneka bahan yang membuatnya dikira adik Reni Jayusman.



Aku kalo ada rejeki selalu kirimi Mamak, bukan karena Mamak butuh atau minta, itu cara aku untuk selalu hadir. Misalnya minum teh kan sesekali pasti inget aku. 

Tapi aku juga tau, banyak yang sayang Mamak, banyak yang peduli dan itupun Mamak syukuri and so do I.
Persahabatanku sama Mamak bahkan juga menjalar pada kakak juga sepupu Mamak juga kebeberapa sahabat Mamak. 


Hari ini Mamak ulang tahun dan aku tau banyak doa yang dialamatkan padanya, termasuk dari aku yang selalu menjaganya dengan gayaku dan juga doa. Mamak itu orang kayah, si gilak yang beruntung punya dua anak yang berbakti, hidup bertiga penuh cinta dan punya banyak sahabat hati. 


Mom, your birthday means so much to me
To have you in my life another year,
The time I spent enfolded in your love,
Each day, each moment with you is so dear.

I cherish the very special bond we have.
You lift my spirit in so many ways.
I celebrate your life; I honor you,
And send to you my love and care and praise.

Happy b'day ya Mamak kuuuuuuuuuuuuuuuu.... 

Ps: Mak nyuwun duko, tadi sore Ntong gunting bibir Didik soale dia nyinyir hikz

Sabtu, 20 Februari 2016

Keluarga Sentir ( Setengah Kentir ) - Nasi Bogana

Bunda Soka Gilingangabah nampak memegang dua surat. Yang satu dari Rindu Thu Kang Bho Ong yang kini kerja jauh di Samudra Atlantik di Kapal Pesiar. Satu lagi dari Diantara Gunung dan Laut yang memilih ikut ajakan temannya untuk mengejar bea siswa di Eropa dalam bidang tari.

Bunda mengusap airmatanya, tapi momen kesedihan itu buyar saat muncul tetangga baru bernama Jeliana Icipicip Sebelanga. Jeliana ini pindah dari Kalimantan ke Jogja lantaran rumahnya dibuat cemilan rayap.

Jeliana ini buka warung tapi dagangannya gak lebih 8 porsi. Ia belanja sih dengan niat masak 30  porsi tapi setiap kali dia mendadak labil dan mulailah ia nyicip biar yakin rasanya pas dan itu artinya porsi yang dicicip bisa 17 porsi lebih.

Malah pernah dia berdua Ikhasur sibuk nyicip dan gak jadi jualan, ludes semua dicicip orang dua itu. Yang bikin perih saat suapan terakhir Ikhasur ngomong dengan mantab, "Yakin Mak ini udah enak, semoga laris manis kaya akyu".


*****

"Bu Soka, aku bingung deh, tiap hari masak untuk 30 porsi kok jadinya dikit ya ?", Ujar Jeliana dengan wajah kenyang.

Bunda mengusap airmata dan ingusnya dengan serbet, lalu bicara, "Kok bisa begitu Jeliana ? Apa salah itung ?"

Jeliana menggeleng lesu, "Aku nggak tau Bu, aku palingan nyicip aja lha kok tau tau tinggal dikit".

Bunda rasanya pengen koprol tapi hatinya lagi galauan singset, mungkin khayang lebih enak. Tiba - tiba Jeliana liat selembar foto jadul dan tanpa permisi langsung aja mengambilnya.

"Ihh siapa cowok berkacamata hitam ini Bu ? Duduk ditangga pula", Ujar Jeliana sembari memonyongkan bibir jadi bimoli, bibir monyong lima senti.

Bunda cemberut, "Bah !! Itu aku waktu gadis ! Buta kali kau Jeliana"

Jeliana tersipu manja, dia gagal paham kenapa Bunda mirip cowok. Ia pun pamit sambil alasan mau siap siap buka lapak.


*****

Didot sudah lewat 6x didepan warung Jeliana, mau jajan duitnya cekak, mau nyolong gak ada kesempatan.
Kaya biasa Didot tampil seronok. Dia pake leggings brokat warna pink norak, kaos ketat dan selop warna perak dan riasan menor sekaleee

Ikhasur dan Pingping melihat Didot ditengah panas terik dan langsung ikut gabung, "Hayooo Ndot kowe arep njajan yua ? Aku lho dijajanin", Ujar Pingping dengan wajah lesu.

"Akyu jugak ya Dot, aku janji nggak nambah deh", Ikhasur ikutan daftar.

Didot jelas nggak sudi nraktir, eek ayam dua itu kerap muncul di saat Didot pengen jajan. Gak jauh dari situ Mamat asik ngobok comberan sambil gremengan nyanyi lagu dangdut.

Tekwan turun dari pohon beringin di depan rumah Mbah Gunung. Dia tuh lagi seneng nanem, cita - cita jadi ahli gali kubur kini beralih gali tanah buat nanem. Hasilnya ada 17 pohon kentut kentutan mengisi sudut halaman.

Tekwan sering di dakwa niru bintang Korea, celana ketat dan kaos junkies seolah menjadi ciri - ciri di Kepolisian saat Bunda lapor Tekwan 3 hari nggak pulang, yang kemudian baru ketahuan dia tidur di pohon beringin kecapean ngintip si Wiwi goyang dombret.


*****

"Bun ... Aku pengen jajan", Ujar Didot dengan mantab.

Bunda langsung melempar piso dapur yang dipegangnya. Menancap di pintu 5 cm dari kuping Didot. "Berani mintak duit lagi, piso itu nancep di bibir", Seru Bunda tegas.

Didot merinding dan Pingping yang tadinya juga mau minta duit langsung ngacir, Pingping sadar body-nya yang menuhin tampah jelas nggak lincah.


****

Jeliana menggelar dagangannya dan dia duduk sambil kipas - kipas pakek koran. Nasi Bogana adalah menu hari ini. Bahan untuk 20 porsi kini hanya 8 yang siap jual. Yang 12 ludes buat dia cicipi.

Tekwan datang, dia berhasil nyolong duit Mbah Gunung sekitar Rp, 63.000. Wiwi Slemaniti ikut duduk disebelah Tekwan dengan wajah nggak sabar. Kok mereka bisa akur ? Karena proses nilep duit Rp 63.000 itu gak akan sukses tanpa info dari Wiwi, Tekwan bisa mengeksekusi duit itu berkat bantuan Wiwi.

Wiwi jenuh makan nasi kemarin dengan kepala ikan cuwek dan sambel trasi, ia seperti wanita lain yang ingin dimanja dengan hidangan enak.

Jeliana menyiapkan dua porsi Nasi Bogana sambil sesekali memasukan potongan lauk ke mulutnya. Dan berikutnya Tekwan dan Wiwi begitu sunyi mirip kuburan. Keduanya konsen makan.

Tiba - tiba, "Ihhh tenane aku ndak ditawari iq sama Tekwan, aku mau donk", Jerit Ikhasur sembari ngelendot manja dipundak Tekwan.

Wiwi senasib, Didot dan Mamat mendekat sambil merengek, "Wiiii nyuwuuunnn".

Wiwi membungkuk ke meja sibuk menutupi piring nasinya. Tiap Didot atau Mamat mendekat, Wiwi pun mendesis, "Ssshhhhhh ngooooong wooooooo !!!!!", Mirip kucing mo berantem.

Gak lama si Pingping ikut nyusul dengan tergopoh gopoh, "Barbi juga mauuuuu"

Didot nyaut, "Barbi matamu, kamu tu ondel ondel, akulah Barbi, cantik dan langsing juga penuh gaya"

Pingping tak peduli, ia menjambak rambut Didot bermaksud ingin menerobos agar dekat sama Wiwi. Mamat yang ikut terdorong langsung memukul kepala Pingping pake mobil mobilan plastik yang goceng dapet seraup.

Pingping melenguh manja, Didot meraung histeris dan Ikhasur mencicit lantaran Tekwan mencubit lemak pinggangnya.

Didot ingin memukul Pingping tapi justru kena Wiwi yang pas sibuk menjunjung piringnya. Wiwi kaget dan piring itu tumplek ke meja, Nasi Bogana yang baru dua suap kecil masuk mulutnya dan dikunyah lama demi biar hapal rasanya kini berhamburan di meja.

Ikhasur terus mencicit perih dan dengan satu sentakan dia berhasil ngempit leher Tekwan. Karena Tekwan panik dia pun mancal piringnya di meja, tumpah ruah berantakan, Nasi Bogana seporsi Rp, 13.000 itu jadi mangsa ayam dan Joe Taslim kucing Wiwi.

Mamat malah ngitungin Tekwan yang dikempit si Ikhasur. Leher Tekwan basah kena ketek Ikhasur yang basket, "1 .... 2 .... 3 ....", Jerit Mamat sementara Tekwan memukul meja beberapa kali tanda menyerah.

Jeliana pucat dan gagal paham, kenapa anak - anak Bunda Soka begitu brutal di Warungnya. Dari jauh Bunda Soka memekik kaget. Ia baru pulang dari pasar bersama Bu Rt Ratna. "Ya ampun Bu Rt, anak - anakku kesurupan", Seru Bunda sembari pingsan dengan sukses.