Kamis, 08 September 2016

Marintan AM - Ya Ya Ya

Memiliki sahabat yang selalu setia membenarkan semua tingkah laku kita, sejatinya berbuah kerugian. Ini yang dialami Marintan. Ike dan Sumeng ibarat kompas yang rusak, malah bikin Marintan makin dalam  tersesat ketengah hutan rimba kemudian dikejar gorila dan berakhir dimakan macan sama komodo.

"Kak Mer gimana kabar si Oby ? Itu tu gebetan baru kakak", Tanya Ike di suatu sore.

Marintan tersenyum, matanya asik jelalatan seolah dia mendadak ada di alam lain, alam percintaan yang bikin menggelinjang. Jadi Oby ini anak SMU, pantaran Ike sama Sumeng, nyaris 17 tahun dan cowok ini diciduk Marintan dan disimpan di hatinya secara nggak sengaja.

Waktu itu Marintan harus antar Nasi Goreng Kari buatan kak Wahyu yang salah satunya ke alamat rumah si Oby dikawasan Golf Avenue Somerset. Oby yang labil ini sudah lapar berat dan akibatnya tiap saat Marintan ditelpon. Suara ngebas ala ala Al Ghazaly menyentak relung hati Marintan yang penuh luka.

Suara itu seolah langsung memoles segala koreng cinta direlung hati Marintan. Dan Marintan langsung memperlambat laju motornya, sengaja dilama lamain, dia kecanduan denger suara Oby. "Kak, masih jauh ya ? Perut aku dah sakit nih", Kata Oby dengan lesu.

"Sabar ya sayang, ini kakak udah ngebut lho, 20 menit lagi ya", Ujar Marintan dengan suara merdu. Jangan salah, saat ditelpon, suara Marintan emang beda, mirip penyiar.

Hingga perjalanan yang harusnya 30 menit itu molor jadi 90 menit dengan panggilan 27 x dari Oby. Dan saat tiba di rumah Oby yang megah, Marintan rasanya pengen nyeret Oby ke Penghulu, tajir bok !

Mercedes S 320 nongkrong, Alphard juga ada dan juga sebuah Mini Cooper. Rumah itu lengang. Lalu muncul Oby dari pintu utama. Kulit putih, wajah ganteng dan langsung merajuk, "Kak ! Kok lama sih ? Aku dah mau mati tauk".

Marintan rasanya mau pipis, suara itu beneran napsuin dan ia segera melakukan aksi, "Ihh jangan ngambek donk, ini kakak udah dateng. Eh kamu sendirian ?".

Oby menjawab, "Iyalah, Mami sama Papi ke UK, pembantuku kawin lari sama Satpam seminggu lalu, jadi aku sendirian deh"

Marintan sok peduli, "Sabar ya cakep, nanti bobok biar kakak yang nemenin, eh maksud kakak ayo makan sekarang sambil kakak temenin".

Oby ternyata baru tahun ajaran ini ada di Surabaya, tadinya sempat tinggal sama Oma-nya di Singapore yang kini sudah tiada, jadi Oby yang anak tunggal balik ke orang tuanya. Oby makan dengan lahap, Marintan menatap dengan napsu memuncak sampe ubun ubunnya panas, "Cuk ! ganteng puol rek", Ujar Marintan dalam hatinya. Tapi sikap sok akrab itu tidak sia sia. Oby lupa kalo Marintan ini baru dikenalnya dan tugasnya sebatas antar pesanan.

Sementara Marintan pura pura lupa kalo dia masih harus antar ke 4 alamat lagi, "Babah ! Urusan hati nomer siji", Bisik setan di kuping kiri Marintan dan malaikat yang menyuruh Marintan segera berangkat langsung kalah.


*****

Sejak hari itu Marintan merasa dia sudah dimiliki Oby. Tiap hari dia antar makanan walo Oby gak pesan apapun. Ortu Oby masih pulang 2 minggu lagi, dan ini kesempatan buat memikat Oby nan labil. Oby jelas senang senang aja, baju ada yang nyuci, makan tinggal mangap, rumah ada yang beresin. Dan Marintan baru tau disalah satu ruangan dirumah itu ada mini studio. Oby hobi ngeband sambil nyanyi.

Suatu siang Ike dan Sumeng datang ke rumah Oby atas suruhan Marintan. Kedua sahabat Marintan jelas makin kagum pada 'guru' gaul mereka. "Wah Kak Mer beneran asli keren bisa kenal anak orang kaya", Ujar Sumeng sambil mendorong motor bututnya kedepan garasi.

Marintan tersenyum bangga, "Ah kamu bisa aja, temenku rata - rata orang kaya, jadi aku dah biasa sih. Tapi jujur aja, aku agak bingung deh  sama Oby, tapi gimana ya ?".

"Maksudnya gimana, kak ? Kakak sukak sama dia ?", Tanya Ike 3/4 kepoh.

"Bukan gitu, kalo suka sih kayanya dia yang suka banged ke kakak,  lha tiap hari nelponin kakak, bosen juga sih tapi ya karna  lagi jomblo aja, mangkanya kakak jabanin walo dia bukan type kakak", Ujar Marintan 99 % ngibul.

"Eh itu kak yang namanya Oby ? Yang lagi fitness gak pake baju ?", Tanya Sumeng sembari melotot, "Ih badannya bagus banged".

Marintan dari tadi emang nonton Oby lagi fitness diteras samping, "Iya itu orangnya, dia suka gak pake baju, mangkanya kakak suruh kalian datang, ya kakak takut aja dia ngapa ngapain kakak, kadang orang napsu sama kita karena kecantikan kita bukan karena beneran cinta".

"Kakak emang pinter, walo cantik wawasannya luas, gak kaya si Ina tuh, cantik tapi bego dan murahan", Ujar Ike.

"Ina anak kelas sebelah ? Iya itu asli modal tampang aja", Lanjut Sumeng.

Oby keliatannya udahan, dia asik mengelap keringet pake anduk kecil. Dia bernyanyi pelan .... Lagu Galau-nya Al Ghazaly

Mau bilang cinta tapi takut salah
Bilang tidak ya ... Bilang tidak yaa
Mau bilang sayang tapi bukan pacar
Tembak tidak ya ... Tembak tidak yaa

Dan reaksi Ike sungguh lebay, " Kak Mer !! Itu dia bahas tentang kakak lho"

Marintan mendadak tegang dan fokus, "Maksud lo ??"

"Dia itu ungkapin perasaannya ke kakak lewat lagu, masak kakak gak sadar ?", Lanjut Ike dengan wajah seyakinnya umat.

"Yakin kowe ? Hmmm dia emang sering sih tiba - tiba nyanyi sebait lagu cinta dideketku", Jawab Marintan seolah mengingat beberapa kejadian.

Sumeng menimpali, "Kecuali kakak emang gak feeling sama dia, ya jangan ditanggepin".

"Oraaa yoooo, aku jelas suka banged, ya Allah koq aku lugu ya ? Ada cowok suka tapi aku gak sadar", Seru Marintan buru - buru. Dia lupa beberapa menit lalu dia ngibul bilang Oby bukan type-nya.


*****

Dan Marintan benar - benar fokus. Seperti siang itu saat Oby asik berenang di halaman belakang rumah, Marintan duduk di sofa rotan asik makan nasi merah satu tupperware sambil mengawasi gerakan Oby. Hingga Oby keluar dari kolam dan tiba - tiba menyanyikan lagu Naff.

Seharusnya dunia ini begitu indah
Seharusnya hidupku ini penuh bermakna
Takkan goyah jiwaku bila bersamamu
Takkan perih hatiku ini bila kaupun milikku
Seharusnya dunia ini milik kita berdua

Mendengar bait itu, jantung Marintan berdetak lebih cepat, bukan karena serangan jantung, tapi kaget, seolah ucapan Ike tempo hari, kini terbukti nyata, "Yah ... Mah ... Sebentar lagi kalian menimang cucu, akhirnya aku ketemu cowok yang serius sama akyu, walo masih ABG", Gumam Marintan sambil senyum senyum penuh arti.

Dan sejak itu Marintan makin sok akrab sama Oby, bahkan kadang dia belagak pusing kurang darah hingga Oby merangkul dan menuntunnya supaya duduk di sofa merah di ruang keluarga.

"Kakak pusing ? Kakak kecapean ngurir deh kayanya", Tanya Oby dengan wajah cemas.

Marintan makin lebay, "Aduh akyu gak kuat nih, mau pingsan", Ujar Marintan dengan suara sok lemah. Dalam hati dia melanjutkan, "Pingsan dalam pelukmu sayang".

Oby kabur ke dapur membuat teh manis dan buru - buru membawa ke ruang keluarga, "Kak, minum teh manis anged nih, biar darahnya stabil lagi", Ujar Oby sambil menyodorkan gelas teh.

Marintan pura - pura lemah, Oby akhirnya menyangga kepala Marintan dengan lengan dan Marintan kesempatan menyenderkan kepalanya ke dada Oby sambil meneguk teh yang dipegang Oby dengan tangan satunya. "Cuukkk lagi iki aku isok nyender karo cowok keren", Jerit Marintan dalam hati, jeritan bahagia penuh gairah.

Sayang adegan paling mesra dalam sejarah hidup Marintan itu harus berakhir, teh-nya amblas ! Marintan meneguknya terlalu cepat ! Kampretttt.


******

"Kak !! Sabtu aku manggung, ada Kontes Musik Remaja, datang ya", Teriak Oby saat Marintan datang membawa makan siang untuk Oby.

Marintan sangat merasa special, diundang sama calon imam ? Ih wow bingit, sekalian biar semua orang tau siapa Marintan, si putri yang selama ini sering di bully. "Ah pasti kakak datang donk sayang, kamu pasti paling keren deh diatas panggung".

Dan Marintan tak lupa pamer pada Ike dan Sumeng, keduanya menjerit histeris karena bahagia, lebih bahagia karena Marintan mengajak mereka juga, "Tapi kalian harus dandan ya ? Nanti kakak yang make up kalian". Ike dan Sumeng gak sabar datang ke acara heboh dan memakai make up, selama ini mereka taunya cuma pake bedak dingin doank.

Dan Sabtu itu pun tiba, Marintan memakai leggings motif bunga, sepatu boots sebetis, kemeja jeans dan jilbab warna ungu. Bertiga Ike dan Sumeng mereka datang ke JX Expo dimana acara digelar.

Pengunjung memadati gedung itu, tapi Marintan bisa berdiri dibaris kedua dari panggung. Ingin rasanya bisa memamerkan peristiwa ini ke Bing An, Liana, Saru, Ratna Senja  dan lain - lain yang hobi ngebully dirinya. Mereka harus tau Marintan gak main - main dalam memilih cowok.

"Kak Mer, tau gak Oby mau nyanyi apa ?", Tanya Sumeng setengah berteriak karena ruangan itu berisik.

"Gak tau, tapi pasti bagus deh kalo ayank nyanyi", Jawab Marintan dengan lantang.

"Mau bilang apa ya dia ke kakak lewat lagunya", Sambung Ike seolah penasaran.

Dan acara dimulai, semua senang. Hingga saat akhirnya Oby tampil, Marintan paling heboh. Intro lagu Gigi berjudul Ya Ya Ya langsung memenuhi gedung. Semua asik bergoyang. Dan bait bait lagu jadi begitu sangat penting disimak bagi Marintan.

Akulah sempurna
Akulah idaman
Aku yang kau cari
Aku yang penuhi
Kau tau semua itu
Kau pun tlah merasakannya
Kau pun tlah mengakuinya
Terima saja terima

( 5 cewek di kiri depan Marintan meliuk liuk dengan seksi, Marintan curiga, "Apa mereka pikir kata - kata itu buat mereka ?" )

Menunggu itu bosan
Bosan yang memusingkanku
Coba saja kau merasakan
Terima saja terima

( 3 cewek di kanan Marintan berjoget riang, Marintan makin was was, "Hmmm ini wedok kemayu koyoe yo GR ... Dikiro Oby ngomong gae awake" )

Apa sih yang kau tunggu
Apa sih yang kau mau
Langsung saja
Coba katakan ya coba katakan ya
Coba katakan kau setuju

Kau pikir aku santai
Kau pikir aku sabar
Langsung saja
Coba katakan ya coba katakan ya coba katakan yaaa

( 2 cewek bercelana pendek merapat ke bibir panggung sambil menjerit memanggil nama Oby, Marintan makin panas, apalagi bait bait lagu itu memang dia banged )

Marintan mendorong tubuhnya menembus barisan, asik sikut kiri kanan dan akhirnya dia mencapai tangga disamping panggung. Dia langsung naik dan lari bagai banteng menuju kearah Oby yang masih melanjutkan bait bait lagu. Marintan memeluk pinggang Oby dan bicara dengan ngos ngosan, "Iyaaa sayang, akyu setujuuuuu !!! Aku juga gak sabarrrrr", dan karena tenaga Marintan begitu dahsyat, Oby terjungkal jatuh dari panggung setinggi 2 meter.

Itu belum seberapa, Marintan yang ikut terjungkal jatuh tepat diatas tubuh Oby, Oby langsung pingsan dan Marintan dibawa ke Pos Satpam. Ayah ditelpon petugas dan akhirnya datang berdua Mamah.

Keduanya hampir tidak percaya saat Satpam memutar CCTV saat Marintan mengacaukan acara. "Astagfirullah Intaaan !!!!", Bentak Ayah.

"Kamu memang bikin malu orang tua ya !", Ujar Mamah setengah mendesis. Mamah menjambak jilbab Marintan dan menyeretnya ke parkiran.

Sampai rumah Marintan mendapat hukuman dari Ayah yang murka yaitu hukuman cliper yang sering dipakai saat penjajahan Jepang. Yaitu dijepit pake jepitan jemuran diseputar lemak perut hingga 24 jepitan jemuran. Marintan hanya bisa meraung raung karena tangannya diikat Ayah keatas tiang. Airmata mengaburkan pandangannya termasuk mengaburkan bayangan duduk di  pelaminan berdua Oby.




Marintan AM - Mas Mbul - Part 2

Tiba - tiba ada seorang pria berusia sekitar 56 tahun menyolek Mas Mbul, "Riki ?!! Ngapain kamu disini ? Bukannya kamu harusnya ada di proyek Tunjungan 5 ?".

Mas Mbul wajahnya mendadak pucat, beda sama Marintan yang dengan gagah berani menjawab, "Sopo tho kowe ? Koq nyeluk Riki ? Mas Mbul ini calon imam-ku, dia lho mau kasih aku motor gede !!", Marintan bicara dengan penuh percaya diri.

Bapak bapak yang tadi menegor Mas Mbul wajahnya mendadak merah karena marah, "Riki ! Kamu enak - enakan sama celengan Bagong disini ngapain ? Kamu !  ya kamu ! sekarang juga temuin Pak Yudha, kamu saya skors sebulan !"

Marintan bukannya mikir, malahan sok aksi, "Ooomm lapo rek ?!!! Mas Mbul ini kontraktor kaya, pernah dengerkan Mika ?", Ujar Marintan sambil merangkul pinggang Mas Mbul yang luas.

Bapak tadi memandang Marintan dengan geram, "Dasar bodoh ! Mika itu perusahaan milik saya, Riki ini mandor ! Denger ya ?! Calon imam-mu bakal tak pecat !!!!", Dan bapak tadi langsung berlalu masuk ke dalam Alphard yang parkir diseberang jalan dengan gusar, beda sama Mas Mbul yang cuma naik Suzuki Carrie jompo

Marintan syok, Mas Mbul ternyata miskin, bukan lelaki impiannya. Duit ngurir 3 bulan ludes dalam seminggu demi cinta sejati bagai dongeng. Lebih sakit lagi, Mas Mbul pergi begitu saja menuju kantor cabang tanpa memberi kecupan perpisahan. Marintan diam mematung ( tiba - tiba petir lalu ujan deres )

Tak lama, lahirlah status FB yang menggambarkan luka hati Marintan  yang sekali lagi harus terluka karena cinta semu. "kamu, ya kamu, aku tuh sedih, tapi aku harus kuat, Marintan gak boleh nangis ya, walo hati lagi remuk. Muak iya, bete iya, sedih pastinya. Biarlah aku menjadi kupu kupu yang terbang jauh dan  menghilang"

Dan hujan komentar pun tak bisa  terbendung ....

Mamat Arief Aji
Kupu jare ?!! Kupu purba lek gedine ngunu

Setia Rina
Wealah ? Drama neh

Saru Lansia
Bing, ini lho anak didikmu

Bing An
Ouuu terus aja acting, cepetan sini, mana martabak pesenanku ?

Eca Nobita
Ce ... Ojok ngamuk ae ? Endi talenanku ? Anakku wes nanyain terus

Levin Sandra
Ya olooooo rempong ya cyyynnttt

Ayunk Ababil
Pah ! Sakno Ketan

Merryana Martono
Kalian hobi sekali ya ngebully orang

Ike Halimah
Kakak yang sabar ya, masih banyak cowok cakep ngantri nungguin kakak

Nur Cahyono
Cantiiikkkk nangis ya ? Sokooor

Bing An
Itu yang komen diatasku maksudnya apa ya ?

Musa Kabari
Nduk, ndang ruqiyah yok, sakno tambah gendeng

Itulah nasib Marintan, bukannya dihibur malah dibully. Tapi toh Marintan udah agak move on, move on dari trotoar Jalan Genteng ke Penyetan Sambalado dan makan dengan bringas.


******

"Kak, yang sabar ya, aku ikut sedih nih", Ujar Sumeng yang nampak sangat prihatin dengan tertipunya Marintan oleh pesona Mas Mbul.

Marintan terharu, ternyata masih ada yang peduli dengan kesedihan yang dialaminya, "Gak apa koq dek, kakak memang sering dianggap Barbie yang sekedar cantik dan lemah, tapi kakak tuh aslinya tegar koq"

Ike menimpali, "Sungguh kakak ini panutan aku, sabar, bijak dan cantik juga gak sombong"

Marintan buru buru membelikan kedua sahabatnya masing masing mie kremes 2000an. Mereka ini assets yang mampu melihat keindahan Marintan secara akurat  yang begitu samar dimata kawan kawannya yang lain.

Sementara tanpa disadari, Adi ikut mendengar perihal kisah Mas Mbul dan dengan lugu dia bertanya pada Mamah. "Mah ? Mas Mbul itu siapa sih ?"

Bu Asih jelas gak paham, "Ohh itu ya si Kusno tukang sampah di pasar ?"

"Tapi kok pacaran sama Kak Intan ? Malah kakak duitnya abis sampe jutaan", Sahut Adi tetep kepoh

"Hah ? Kamu tau darimana ? Adek gak boleh fitnah ya, dosa lho", Ujar Bu Asih.

Adi ngeyel, "Aku denger sendiri kok kakak bilang ke kak Ike sama Mbak Sumeng, pacar kakak namanya Mas Mbul"

Bu Asih kepalanya cekot cekot, ini Marintan makin juara bohong, kok bisa kena tipu laki laki ? Dalam hati ia berjanji akan bilang ke Ayah. Dia rasanya sudah lelah menghadapi Marintan yang tumbuh liar bagai tanaman bentoel di empang sebelah.


*****

"Mana yang namanya Mas Mbul ?? Kamu tuh tukang bohong", Ujar Bing An dengan judesnya.

Marintan tersenyum, "Opoooo cee, Mas Mbul lho gak suka difoto", Ujar Marintan sambil memakan pisang keju.

"Tapi mosok gak ada foto berdua sih, katanya pacar ?!!", Sahut Saru Lansia sambil menyembur badannya dengan kipas angin.

"Lho Budheee, ciyus Mas Mbul itu pemalu", Marintan tetap ngeyel.

Leana Lee Lee yang lagi asik selfie cantik, ikutan bersuara, "Kamu tuh apa nggak capek bohong terus ?"

Marintan hanya tersenyum, biarlah sosok Mas Mbul menjadi misteri, kalau cerita Misteri Gunung Merapi bisa melegenda, tentu Misteri Mas Mbul juga demikian, harap Marintan dalam hati. Sementara itu semua temen Marintan kecuali Ike dan Sumeng, jelas menganggap Marintan sudah berdusta, itu terpampang jelas saat Marintan menuliskan isi hatinya di FB.

"Siapa bilang jadi cewek cantik itu bahagia ? Nyatanya gue selalu aja tersakiti. Tapi gue nggak dendam kok, semoga cinta selalu membuat gue sadar kalo cantik aja nggak cukup, ku masih simpan upil kering yang kau beri !!!"

Bing An :
Mana penyetan pesananku ? Kamu selalu ngaret

Marintan MA :
Opo seh ceeee, sabar po'o, macet lho

Musa Kabari :
Anak kodok lapo neh ? Gendeng kok tiap hari ?

Liana Lee Lee :
Tan ! Ojok kakean cangkem, sesuk anter produkku jam 3 lho
Ayah @Musa Kabari, aq kangeeenn

Ryas Bekker :
Halah gayae sok ayu, tak serampang sandal kapok koen

Marintan MA :
Lha kan ? Malah podo rame dewe

Umi Amalia :
Ndang sadar Tan .... Manut karo wong tuo

Adi :
Kak ?! Disuruh Ayah pulang sekarang jugak

Levin Sandra :
Gue jare ! Eh elu cebok dulu sonoh


******

"Jadi uangmu 8.560.000 ludes buat biayai liburan si Mbul Riki ?!", Ulang Ayah dengan geram.

"Lha ngurir bolak balik gak tau biayai rumah tapi gak eman biayai lanangan', Lanjut Mamah dengan geram.

"Ora yooo ... Mas Mbul ATM-nya kebawa adeknya ke Arab", Jawab Marintan sembari menunduk.

"Yaaahhh !! Iki lho anakmu marai aku edan, kok yo percoyo ae karo bedes Rikiiiiiiiii !!!", Jerit Mamah tak kuasa menahan emosi.

Dan selanjutnya ... "Ayaaahhh ! Aduh" krosaaaakkkk .... Gubrakkkk .... "iki opo tho Yaaahhh !!!! ampun Yaaahhhh !!!!!!!!!!",  .. Braaakkkkk ploookkkk !! Marintan akhirnya di hukum Lutong sama Ayah.

Hukuman Lutong itu tradisi dari Madura di masa 785 SM yaitu bagi terdakwa akan disuruh duduk di mulut gentong ( Lungguh neng gentong ) hingga pantatnya aja yang masuk ambles kedalam gentong, dan itu masih kerap dialami Marintan di abad 21.Terdakwa akan melengkung seperti huruf U dan itu bisa berlangsung selama 5 jam nonstop.

Samar samar terdengar lagu dari rumah tetangga sebelah, lagunya Anji berjudul Dia, yang makin menyayat hati Marintan dalam menjalani hukumannya.

Di suatu hari tanpa sengaja kita bertemu
Aku yang pernah terluka kembali mengenal cinta
Hati ini kembali temukan senyum yang hilang
Semua itu karena dia

Oh Tuhan ku cinta dia
Ku sayang dia, rindu dia, inginkan dia
Utuhkanlah rasa cintaku di hatiku
Hanya padanya, untuk dia



Minggu, 04 September 2016

Marintan AM - Mas Mbul - Part 1

Siang itu Marintan asik rujak party bertiga Ike dan Sumeng. Kedua sahabat Marintan ini lugu dan masih kelas 1 SMU. Keduanya tuh selalu kagum saat mendengar kisah drama kehidupan yang kerap melanda Marintan.

"Kak Meri keren bingit deh, bisa dugem sampe pagi, emang Ayah kakak gak marah ?", Tanya Ike sambil mengunyah mangga.

Marintan tersenyum bijak, "Ayah tuh gak bisa marah sama akyu, secara akyu walo suka main tapi kerjaan beres", Marintan menjawab pertanyaan Ike dengan berdusta lapis 3. Aslinya jelas Ayah ngamuk ada anak gadis pulang pagi.

Tiap kali kena amuk, Marintan selalu beralasan habis antar barang dan sumpah mati Ayah gak percaya semua keterangan itu.

Sumeng memandang kagum, "Wah kak Mer gaul abeez ya ? Kayanya kakak sering nongki di Royal ya ?"

Marintan sesak dadanya, bukan karena kegemukan lho, tapi karena bangga. Didakwa gaul baginya adalah prestasi. "Ah kakak cuma nongkrong tipis tipis kok, kakak tuh dah bosen deh gaul gitu, pengen lebih fokus belajar masak biar jadi mantu idaman", Ujar Marintan sambil asik memotong kedondong  ke 10

"Wowww kerennya, kak ? Ajari aku gaul ya ? Aku pengen eksis kaya kakak deh", Jerit Ike penuh harap.

Tiba - tiba Sumeng bicara, "Kak ?!! Liat efbe kakak deh, ih temen kakak kok jahat semua sih ?"

Marintan buru - buru membuka HP dan dia melihat status yang ditulisnya semalam sudah penuh komentar. Status itu berbunyi, "Hari kedua bersama Mas Mbul, cukup nongkrong tipis tipis di Royal. Mau pulang tapi takut kangen jadi aku nongky aja deh ya. Mas Mbul kamu nakaaaal ya dari tadi sunkit pipi aku terus, awas ya bedakku luntur"

Disitu ada Bing An yang sepertinya judes, "Sunkit apaan ? Lha wong kamu nongkrong sendirian koq"

Ada juga Liana Lee Lee yang bawel bikin sepet mata, "Macaciiihhhh, sama setaaaannnnnn ?????"

Atau si Setia Rina, "Gak ada foto hoax !!!"

Juga si Levin Sandra, "Heh aku dulu Satpam situ ! Mana foto lainnya, kok cuma kreseknya yang difoto ?"

Membaca semua itu Marintan hanya berusaha tawaqal pada Tuhan yang maha esa, "Babah ! Asli pada kepoh deh", Ujar Marintan sambil asik makan rujak jilid 3

"Ihhh kakak sabar banged ya ? Kalo aku dah nangis tuh digituin", Ujar Ike makin kagum.

Marintan bersendawa panjang lalu bicara, "Resiko orang cantik ya gini selalu dikomentarin, mangkanya akyu selalu jaga sikap dek"

Sumeng langsung nyamber, "Kakak tuh cantik kaya Fathin lho". Dan ucapan asal asalan itu dikuping Marintan menjadi begitu sakral.

"Hmmm pantesan ringtone Mas Mbul lagu 'Memilih Setia', lha wong aku mirip Fathin", Batin Marintan seolah baru aja memecahkan kode rahasia FBI.


*****

Siang itu Marintan sudah memoles wajahnya dengan riasan tebal, walo naik motor bukan berarti gak bisa dandan cantik. Marintan juga memakai jilbab warna hijau lumut  dan baju kembang kembang warna kuning. Celana skiny jeans warna pink muda mengukuhkan Marintan bagai Es Oyen raksasa. Tapi bagi Marintan, itu pemilihan warna cantik bagaikan musim semi di Eropa. 

Mas Mbul ini konon mengaku berprofesi sebagai seorang Kontraktor, mobil Suzuki Carrie tahun 82 siap membawa kemanapun ia mau, walo jarak 10 kilo harus ditempuh 3 jam, maklum mobil udah jompo.

Tapi Marintan gak ambil pusing, setidaknya kan dia bisa berduaan sama ayank. Siang nan terik khas Surabaya tak menghalangi duo jumbo bakal memadu kasih. Mas Mbul sudah menunggu di depan gang, dia pake jaket kulit warna kuning kunyit dan celana jeans sobek sobek. Mas Mbul ini beratnya 114 kg dan nafasnya boros berasa niup mikrophone kelurahan, 'Ngiikkk brrroooooooth ngiiikkk kkkroookk"

Marintan menitipkan motornya di Lava Mart dipinggir jalan. Ia sering beli camilan disitu jadi kenal sama pegawainya.

"Hayooo mikirin akyu ya ?", Sapa Marintan dengan suara empuk.

Mas Mbul sok cemberut, "Iyalah ay, aku tuh takut, takuuuut banged kamu digodain orang". Ujar Mas Mbul membuat Marintan tersipu manja.

Tak lama mereka sudah meluncur dijalanan, radio mono di mobil tua itu mengumandangkan suara Fathin yang entah kenapa jadi sember gitu deh. Marintan pun ikut berdendang sembari membayangkan dirinya ada diatas panggung.

"Inilah akhirnya harus kuakhiri
Sebelum cintamu semakin dalam
Maafkan diriku memilih setia
Walaupun ku tahu cintamu lebih besar darinya"

Mas Mbul mencubit manja pipi Marintan sambil berkata, "Kamu tu gemesin bingit siiihhh, eh ay ini bensinnya tiris lhooo"

Marintan rasanya pengen mental lanjut koprol disepanjang Jalan Basuki Rahmat, gila aja dipuji cowok idola. Dan selanjutnya Marintan menyerahkan duit satus ewu gae ngisi bensin.


******

"Ay ? Kamu gak lapar ?", Tanya Mas Mbul dengan mesra.

Marintan menjawab dengan suara semanis madu, "Mas lapar ? Mau makan apa ?"

Mas Mbul udah gak jawab, dia tuh langsung ngibrit ke Penyetan Mbah Sur yang berjarak 15 meter dari tempat mereka parkir. Tanpa ba bi bu be bo Mas Mbul langsung pesen nasi 3 piring, Bebek, Ikan Pe dan Es Sinom jumbo 2 gelas.

5 menit kemudian Marintan sampe dan melendot dengan manja sambil berbisik, "Ihhh nakal, kamu bikin aku jadi gemuk ... Nakaaaalll".

Mas Mbul tersenyum tipis, "Ay ?! Itu aku baru pesen buat aku aja? Aku kan gak tau kamu mau makan apa", Sahut Mas Mbul sambil mulai makan dengan garang.

Marintan akhirnya memesan Ikan Lele 2 trus Bebek Goreng 2 dan Es Sinom 3. Mas Mbul heran dan bertanya dengan mulut penuh makanan, "Ay ?! Ka ... mu kok mmpphh egghh mpphhh", Suara Mas Mbul jadi blebeg karena mulutnya penuh.

Tapi bukankah cinta gak butuh kata kata ? Marintan memahami maksud Mas Mbul, "Ay, aku lagi diet mangkanya gak makan nasi, no cabo !"

Mas Mbul melotot ? Cabo ? Kok mesum gitu sih ? Asli dia bingung, dia pun kumur kumur pake aer sinom trus ditelan dan molai lanjut makan. Aslinya si Marintan mau bilang carbo.

"Udah mainstream deh diet cuma makan buah, bagi aku asal gak makan nasi aku lho bisa seksi", Ujar Marintan seolah paham kalo Mas Mbul bingung.

Selama 7 hari Marintan off dari jasa kurir, Mbak Wahyu Maya sampe pusing lantaran orderan gak ada yang antar.

"Intan ? Kamu sakit ? Kok off ? Ini kakak banyak pesenan lho ?", Tanya Kak Wahyu dari telepon.

Marintan berbicara dengan lembut, "Akyu sehat kak ?! Tapi ini ada Mas Mbul calon imam akyu, dia jauh jauh dari Purbalingga buat nemuin akyu, biasalah cowok suka galau kalo jauh dari akyu", Marintan terkikik nyaring bagai sundel bolong dan kak Wahyu menutup telpon tanpa bicara lagi, dia pasrah. Lek urusan cowok, Marintan rela gak berurusan sama duit.


******

"Intan ? Mamah pinjam uang 50.000 ya ? Ayah pulange malam, ini mau beli jajan buat adekmu", Ujar Mamah sambil memakai kerudung.

Marintan yang lagi tiduran didepan TV langsung menjawab, "Aku lho gak ada duit Maaaahhh ...."

Bu Asih jelas jengkel, "Kamu kok perhitungan banged ? Malam lho diganti !".

Marintan tanpa ragu menjembreng dompetnya, "Iki lho Maaahhh, kosong ! Lapo seh aku pritungan",

Bu Asih bukannya diem tapi malah tambah jengkel, "Lho ! Kamu ngurir duitnya kemana ? Kamu kemanain Tan ? Tiap hari alasannyakan antar barang ?"

Marintan gak nyaut, dia koprol ke kamar mandi, sok sakit perut. Duit Marintan memang ludes, selama Mas Mbul di Surabaya, semua Marintan yang bayar. Mas Mbul bilang kalo ATM-nya kebawa sama adeknya ke Arab.

Dan ini hari terakhir Mas Mbul ada di Surabaya. Mas Mbul pengen belanja oleh - oleh dan demi itu, Marintan dari pagi sampe siang jadi setan jalanan alias ngebut kirim aneka barang. Muka Marintan sampai berminyak dan tambah hitam, riasan bubar, jilbab lepek pokoknya amburadul demi membahagiakan Mas Mbul tercinta.


******

Marintan udah dandan cantik dengan busana kaya warna dan kok ya Mamah pas nongol. "Tan ? Mau kemana lagi ? Kok kelayapan terus ?"

"Nggg anu Mah, aku mau antar barang ke kostan Ce Bing An", Jawab Marintan asal asalan.

Bu Asih alias Mamah jelas gak yakin, "Antar barang kok pake bulu mata palsu segala ? Intan lek kamu banyak bohong tak kruwes lho ya lambemu"

Marintan cemberut, matanya kedip kedip bukan karena mau nangis tapi karena matanya perih, dia tadi pake mascara ketebelan. Dan tak lama Marintan sudah ngebut menyongsong cintanya.

Saat ketemu Mas Mbul, mata Marintan sudah resmi berair. Mas Mbul molai sok perhatian, "Ay ? Kok mata kamu berair ? Belekan ya ?"

Marintan ngelendot manja sambil berbisik, "Akyu tadi dimarahi Mamah, soale aku iki cantik, Mamah lebay takut aku digoda cowok cowok", Marintan berdusta habis - habisan.

Mas Mbul memeluk erat, "Ih kamu bikin aku takut dek ! Gimana lek kamu direbut cowok lain". Marintan menyeringai manja sambil ndusel dada Mas Mbul yang berlemak dan  Mas Mbul nyaris kejengkang dipinggir jalan Genteng.

Tiba - tiba ...





To be continued