Selasa, 30 Agustus 2016

Marintan AM - Cermin Bo'ong

"Intaaaaaaaannn !!!!", Jerit Bu Asih memanggil anak sulungnya, "Ini lho bantuin Mamah".

Marintan muncul sambil bicara dengan nada tinggi lalu merendah, "Opooooo seh Mah ? Isuk isuk wes rame ?!".

"Pagi ? Liat tuh jam berapa ! Udah jam 11 siang. Ini kamu kupas bawang, kamu ini malas, mau jadi apa sih Intan ?!!", Sembur Bu Asih dengan gusar.

Marintan masuk dapur dengan wajah cemberut, "Ojok nyeluk Intan po'o Mah ? Aq lho Meri. Kesanekan aksi".

"Rupamu ra aksi blas ! Iku kupas bawang, Mamah mau balik ke warung, awas kamu lek kluyuran", Ujar Bu Asih sambil keluar rumah.

Marintan kesal, bawang 2 kg disuruh kupas semua ? Gimana mau gaul ? "Mamah memang kejam kok", Ujar Marintan sambil duduk di bangku plastik pendek dan "Kraaakkk", bangku itu pecah dan Marintan kejengkang ditengah dapur.


*****

Marintan usianya 19 tahun, dia gak kuliah tapi kursus bahasa Inggris, alasannya bukan demi jago cas cis cus, tapi di kursus itu banyak cowok cakep. Dan entah kenapa Marintan merasa dia adalah satu pot bunga mawar warna pink yang harum semerbak, Marintan sebagai pot-nya yang dicat shocking pink.

Marintan bertubuh subur, hampir 87 kg dengan tinggi 157 cm. Ibu Asih sering curhat sama Bu Jarwo sahabatnya, "Jeng ?! Intan kok kalo makan sadis ya ? Beneran gak ada kenyangnya".

Bu Jarwo menjawab lembut, "Disuruh diet Jeng, masih gadis koq sebesar itu"

"Sudah Bu ... Dia makan beras merah, tapi tetep 2 piring munjung", Sahut Bu Asih dengan sendu, "Apa salah dan dosaku", Lanjutnya dengan wajah prihatin.

Sementara Marintan tak peduli, dia sibuk membayangkan dirinya setangkai bunga yang siap dikerubungi 20 kumbang sekaligus.

Dikalangan temannya, Marintan disapa 'Meri', itu sebenernya Merry tapi Intan salah tulis jadi Meri. Gara - gara kursus Inggris dia membaca namanya dari Marintan menjadi Merintan. Dia bahkan menulis dipojok kiri bawah plat nomer motornya dengan nama Merintan AM, AM maksudnya Anti Mainstream.

Dia benci dipanggil Intan, karena kesannya gak gaul dan berkonotasi gadis malang ala sinetron. Sialnya Ayah sama Mamah tetep keukeuh manggil dia 'Intan'.


*****

Sembari kursus Inggris, Marintan alias Meri alias Intan juga nyambi jadi Kurir. Alasannya dia ingin berkarya demi anak bangsa, walo faktanya buat nyumbang seribu aja dia harus mikir 10x, pelita hati bok.

Jargonnya sebagai kurir adalah Kurir Cantik, siapa pun gak bisa protes, perasaan cantik begitu kuat dalam jiwa Marintan. Tiap pagi saat bermake up, dia selalu berdoa, "Ya Allah bebaskan aku dari godaan nakal cowok - cowok, hamba lelaaaahhhhhh selelahnya umat, biarkan kecantikan hamba ini hanya untuk pria yang hamba cinta"

Doa yang diucap selantang membaca puisi itu kerap didengar Adi, adiknya Marintan yang masih kelas 2 SMP dan ia ikut berdoa, "Ya Allah, sadarkanlah kakak hamba, demi ketenangan kami sekeluarga"

Soal cinta, sepertinya jauh sate dari panggangan, selera Marintan cukup membuat cewek cewek kekinian melongo. Marintan selalu memburu cowok cakep dan tajir. Misalnya saat ini, ia tergila gila pada Rudian yang bapaknya punya Bakery di Pakuwon Mall.

Rudian memang cowok idola, udah kaya, pinter, cakep lagi. Rudian ini kuliah semester 4 di UNESA. Marintan menemukannya di kelas kursus dan asli jatuh cinta pada pandangan pertama bingit. "Hellooo piss telkom ( Hello, please welcome )", Sapa Marintan manja di hari pertama Rudian ikutan kursus.

Dan sejak hari itu, Rudian harus melewati hari hari nan melelahkan, Marintan setia ngecengin dia dan Rudian tak sanggup menghindar. Vivi, Nadia, Emilia yang cantik dan diminati Rudian seperti kucing anggora didalam pasungan, Marintan siap menyingkirkan siapa aja yang berani deketin Rudian.

"Mer, emangnya Rudi itu siapa kamu ?", Tanya Emilia.

Marintan menjawab, "Calon imam-ku lah, lapo ? Masalah tah ?", Sementara Emilia hanya menjawab dengan gelengan dan buru - buru kabur.

Di lain kesempatan Vivi dan Nadia bertanya pada Rudian, "Rud, kamu pacarnya Merintan ya ?"

Rudian hanya menjawab, "Innalillahi", lalu terduduk lemas tak bergairah.


*****

Marintan kerap bicara pada Adi adiknya, "Dek, kalo dah gede jangan cari pacar yang cantik kaya kakak ya ?"

Adi jelas heran, "Kenapa kak ?"

Sambil memakai blush on Marintan bicara, "Kamu bakal stress, tuh kak Rudi, pacar kakak aja pusing, soalnya banyak cowok tetep nekad godain kakak, untung aja kakak setia".

Adi berkedip kedip, ia bingung, dimana kecantikan kakak-nya itu bersembunyi ? Kok gak terpampang jelas pada diri kakaknya. Tapi Adi gak berani nanya, dulu dia pernah nanya dan langsung dihukum kak Intan, Adi disuruh tengkurep dan Marintan duduk di punggungnya sambil pake make up, itu bisa 1 jam lhoo !!

Nah sebagai remaja gaul, Marintan juga aktif cari kegiatan, dan salah satunya kegiatan sosial. Ini bukan karena Marintan berjiwa sosial, lembut penuh cinta kasih, lagi - lagi alasannya biar terlihat sibuk dan gaul, sekedar pencitraan. Marintan gak sudi harus diam dirumah menemani adiknya, "Kudet lak an ?!", Jeritnya dalam hati tiap kali ibunya menyuruhnya diam dirumah.


*****

Siang itu Marintan kudu mengantar 100 box Nasi Goreng Kari buatan kak Wahyu. Kak Wahyu ini sibuk dengan bisnis kuliner yang dipasarkan secara online. Pelanggan pun sangat antusias memesan. Nah Marintan ini ketiban bulan, kak Wahyu menggandengnya sebagai kurir untuk mengantar pesanan.

Marintan terpilih dari 8 kurir cewek yang melamar. Kak Wahyu sengaja memilih kurir cewek karena ia mau semua cewek mampu berkarya. Seleksi liwat telpon itu sebenernya agak salah paham, suara Marintan saat ditelpon memang empuk bagai penyiar. Dia bisa berbicara dengan suara lembut dan itu beda saat dia bicara secara langsung, cenderung berteriak dan kasar.

"Iya hallo, ini Marintan ? Ini kak Wahyu Maya", Sapa kak Wahyu disuatu pagi nan mendung.

Marintan kaget, "Ohh iya kak, aduh makasih kakak mau nelpon akyu"

Kak Wahyu menarik nafas lalu dia bicara langsung ke pokok masalah, "Intan kurir ya ? Kakak butuh buat 3 hari sekali antar pesanan. Tapi jam 6 pagi dah mulai antar lho".

Marintan tertawa pelan, "Bisa kak, jangan khawatir, akyu bisa antar sehari 20 alamat. Tapi tarifku agak mahal kak, dua puluh ribu, tapi ya gitu deh cepat dan tepat waktu"

Kak Wahyu terdiam, "Wah suaranya asik banged, pasti cantik sempurna nih si Intan, aku pilih dialah, paket lengkap nih, cantik dan tepat waktu", Pikir kak Wahyu, "Oke Intan kamu besok ya mulai antar. Kamu tugas 3 hari sekali ke 15 alamat", dan keesokannya kak Wahyu Maya kaget waktu yang nongol seorang cewek gempal dengan busana warna warni, itu aja telat 45 menit.

Marintan bahagia, dia bakal jadi wanita muda terkaya di Surabaya, 15 alamat dikali 20.000, kali 2 kali seminggu dan artinya sebulan 4.800.000, belom saat ada pesenan martabak Mbah Hasyim, trus antar ini itu plus naikin alias nyatut harga perbarang,  Marintan senyum membayangkan betapa kaya dirinya.

Dan siang itu Marintan masih harus mengantar ke 6 alamat, tapi dia lelah dan memutuskan ngadem dibawah pohon. Gak jauh dari situ ada bapak - bapak tua berjualan aneka benda bekas tapi antik. "Hmm ada target nih, aku CR ach, kan kalo targetku di handle, aku bakal dipuji Kak Arief yang ganteng kearaban itu", Gumam Marintan molai menunjukkan kiprahnya di dunia sosial.

Marintan pun beraksi, "Mbah ? Jualan gini sehari dapat berapa ?"

Bapak tua itu memandang Marintan sekejap, lalu bicara sambil merapihkan dagangannya, "Gak tentu nak ? Tergantung yang beli"

Marintan mengambil sekotak Nasi Goreng Kari buatan kak Wahyu dan memakannya sambil terus sok nanya, "Kira kira 20.000 ya.Mbah ?!"

Bapak tua nampak gusar merasa terhina, "Jangan ngawur ! Sehari kalo sepi aku dapat 250.000an"

Marintan tersendak karena kaget, "Apa ?? Barang bekas lho Mbah ?", Sahutnya sambil memakan kotak kedua, masakan kak Wahyu memang enak, bikin lupa diri.

"Ini antik dan memiliki petuah. Contohnya cermin ini, memang dia kusam tapi ini ajaib", Sahut Pak tua agak ketus.

Marintan penasaran, dicomotnya cermin itu, dia pun ngaca. Marintan nyaris jatuh karena kaget, dalam cermin itu ada wajahnya dengan pipi tirus, putih bagai gadis Ponds, dan jelas cantik. "Ya Allah Mer, kamu memang cantik alami dan berkelas", Bisik Marintan pada dirinya sendiri. "Piroan iki Mbah ?", Tanya Marintan penuh gairah.

"359.000 wes diskon sewu, biasae 360.000", Jawab Pak tua sambil menghisap rokok.

Harga itu sudah tak bisa digoyang, tapi iman Marintan bisa digoyang dan dia pun membeli cermin itu. Dia juga baru sadar sudah memakan 3 kotak Nasi Goreng Kari yang harus dia antar ke pemesannya. Marintan buru - buru merapikan kotak kosong tadi dan mengisinya dengan Nasi Goreng pinggir jalan. Marintan gak sabar sampe rumah, ini cermin ajaib, dia melihat sosok Alyssa Soebandono pada dirinya.


******

Marintan memandangi wajahnya di cermin, "Wah ternyata aku mirip Alyssa Soebandono, aku ternyata udah gak gemuk, ini berkat diet beras merah dan ya Allah, kulitku cerah dengan aneka warna ceria", Pekik Marintan dengan wajah ceria. Dia khayang lalu salto diudara.

Adi melihat ulah kakaknya juga mendengar ucapan kakaknya, "Alyssa Soebandono ? Kakak pasti gila ! Dia lho lebih mirip Suti Karno, dasar gak waras".

Dan gara - gara cermin antik itu, Marintan makin menjadi jadi. Dia positif yakin kalo dia adalah Meri yang titisan Alyssa Soebandono dan tanpa ragu ia memoles tampilannya dengan warna warna berani. Di kaca itu terlihat sosok 168 cm dengan berat 47 kg, sangat gaya dengan leggings warna cerah dipadu atasan pas badan dengan jilbab layer 3 warna

"Rudian berarti Dude Herlino, kan aku Alysa", Pikir Marintan sembari terkikik bahagia.

Adi pun akhirnya mengadu ke Mamah dan Ayah, "Kayanya kak Intan gila lho Mah ? Yah ? Tiap dia ngaca kok cengar cengir dan dia yakin dirinya itu Alyssa Soebandono yang artis itu lho"

"Astagfirullah, Mah ? Piye iki ? Anak wedok situk koq ndadak gendeng", Ujar Ayah dengan cemas. Bu Asih juga sama bingungnya, dia sibuk  berusaha mengingat ingat dulu dia ngidam apaan.

Dan keduanya memutuskan buat menyidang Marintan yang sudah tambah melenceng dari jalur takdir. Hampir tengah malam Marintan baru pulang, sejak sore dia didepan rumah Rudian, tapi sampai tengah malam Rudian tak muncul juga.

Gelisah batin Marintan tertuang dalam status di Facebook yang dikomen hingga 57 komen yang isinya pada ngebully dirinya. "Ya Tuhan, kemana dia ? Ah pasti dia abis makan bapao trus ketiduran. Aku di sini menggigil tipis tipis karena rindu, Kak baik baik ya, adek besok datang lagi, adek tinggalin hati adek diparkiran depan garasi biyar kakak gak kesepian"

Marintan mengendap endap takut Ayah dan Mamah bangun, padahal kedua orang tuanya menunggu di ruang tengah dalam kegelapan. Dan saat Marintan sudah didalam, ayah pun menyalakan lampu dan bicara, "Intan !!! Kamu ngapain baru pulang ??"

Marintan kaget sekagetnya umat, "Eh Ayah ? Anu aku lho abis antar barang ke Lamongan", Sahut Intan yang jelas berdusta.

Mamah yang sabarnya udah terkuras habis sampe keraknya langsung merenggut tas Mikel Kost ( plesetan Michael Kors ) dan segera menemukan cermin ajaib milik Intan.

Mamah memandang wajahnya di cermin dan terlonjak karenanya, "Masyaallah Yah ?! Kok wajahku jadi mirip  Titi DJ ?!!!".

Ayah ikutan penasaran, dia ikutan ngaca, "Astagfirullah !!! Kok aku jadi mirip  Al Ghazali ? Ini cermin bo'ong dari jaman Majapahit, gimana kamu bisa dapat ini Tan ? Ketan ?", Ujar Ayah sambil merinding disko.

Marintan hanya diam tertunduk, dia kesal cermin miliknya diambil Ayah, padahal berkat cermin itu dia merasa percaya diri. Dan karena Marintan membisu, akhirnya Ayah menjatuhi hukuman, motor disita selama seminggu. Cermin juga dibakar Mamah karena itu gaib.

Marintan hanya bisa menangis dalam hati, sial padahal minggu ini Rudian ulang tahun dan hancur hati Marintan saat akhirnya Rudian upload foto di Facebook lagi asik ulang tahun dengan Vivi, Nadia dan Emilia yang asik gelendotan sambil nyuapin Rudian potongan kue.

"Memang Allah maha adil, dibalik kecantikanku, selalu ada ujian berat dalam hidupku, aku pasrah pada-MU", Tulis Marintan distatus BBM-nya sebagai gambaran luka hatinya.





3 komentar:

  1. Huuuaaa iki alter egone Sentir yow, bikin greget 😃

    BalasHapus
  2. Hassan :
    hahahaha ini kisah sejati Dek

    Setya :
    ati ati konangan bos wkwkwkwkw

    BalasHapus