Selasa, 30 Agustus 2016

Dewi & Murni - Olympiade


"Huaaaaaaaaaa !!!!!", Dewi memekik 7 oktaf lalu jatuh mak tlepok didepan kamar mandi di kamarnya. Murni yang lagi main holahop di koridor, buru - buru mendatangi kamar Dewi.

Murni sejujurnya buta melek kalo urusan P3K, dia hanya melihat seonggok cucian kotor milik Dewi. Diambilnya selembar daster batik yang arona kecutnya langsung semerbak. Daster itu dilemparkan ke muka Dewi yang terlentang dengan mulut agak mangap.

Dewi langsung jengat dan duduk dengan wajah keunguan. "Aduh akyu pingsan, akyu kaget", Gumam Dewi dengan suara pelan tapi kemayu

Murni langsung penasaran, "Kaget kenopo ? Ndelok rupamu neng koco ?".

Dewi merangkak mendekati kulkas dan mengambil sebotol teh kemasan. Dia minum bagai pendekar mabuk. Setelah merasa segar, Dewi mulai bicara dengan antusias. "Mur !! Aku menang undian dari Bank Mandiin , juara pertama".

Murni mencibir iri, "Ohh ngunu wae heboh, palingan oleh magic-com".

Dewi bangkit dan bicara lagi dengan semangat, "Aku dapat tiket nonton pembukaan Olympiade di Brazil. Kabeh ditanggung sampe duit saku segala", Pekik Dewi penuh suka cita.

Dengkul Murni koplok, ke luar negri gratis ? Ke Jakarta aja dia baru 5 x. "Wiiii iku serius ? Lha aku melu tho"

Jelas Dewi menjeb karena nggak ada pilihan, hadiah yang didapat memang untuk 2 orang. Sempat sih terbesit dijidat Dewi ingin mengajak Anung yang sempat menggores luka dihatinya, tapi Gray Agustina jelas gakakan tinggal diam. "Lagian rugi pergi sama pacar orang, gak bisa ngapa ngapain", Ujar Dewi dalam hati. Dan resmilah Murni bakal ikut ke Rio De Janeiro.

Kedua wanita ini segera sibuk mempersiapkan diri. Busana sexy jelas masuk urutan pertama, sepatu high heels, alat make up pokoknya keduanya bersumpah akan menjadi 2 kuntum bunga asia yang bakal menghebohkan puluhan kumbang berdarah Latin.

Keduanya nggak pernah tau bahwa untuk mencapai Rio, mereka harus menempuh perjalanan hampir 35 jam dan itu jelas mimpi buruk bagi keduanya yang dasarnya kamso.

Murni memakai rok jeans mini, tank top hijau daun, jacket warna merah dan high heels warna emas. Wajahnya sudah penuh riasan yang menor. Dewi juga gak mau kalah, ia memakai hot pants warna kuning, tank top pink, syal bulu warna orange dan high heels warna turquoise.

Keduanya super duper korban mode, tapi mereka tampak sangat percaya diri dan merasa, tiap tatapan mata dari orang - orang, karena mereka cantik dan sexy.

Hari keberangkatan tiba, keduanya harus terbang ke Jakarta untuk kemudian lanjut ke Rio. Dewi nampak bingung, sementara Murni yang agak lebih eksis berjalan genit sambil menarik kopernya, seolah dia pramugari.

Bahkan Murni sok aksi saat ada cowok bertanya padanya, "Mbak, maaf, gate ke Bali sebelah mana ya ?"

Murni memandang cowok sederhana itu dari atas kebawah, lalu bicara ketus, "Matamu picek ? Apa aku keliatan kaya petugas informasi ? Gak bisa liat ya kalo cewek cantik kekinian koyo aku iki lebih mirip pramugari ? Talk to my band ( hand )", Ujar Murni seraya menjembrengkan 5 jarinya didepan muka cowok itu. Cowok itu cuma melongo mendapat perlakuan kasar seperti itu.


*****

Singkat cerita mereka sudah ada di Bandara Cengkareng dan sudah duduk manis dalam cabin Turkish Airlines yang akan membawa mereka ke Bandara Istambul Ataturk.

Pramugara berbicara dalam 2 bahasa, Inggris dan Turki dan kedua bahasa itu jelas tak dipahami Dewi dan Murni. Keduanya duduk bebas tanpa sabuk pengaman. “Ladies and gentlemen, the Captain has turned on the Fasten Seat Belt sign. If you haven’t already done so, please stow your carry-on luggage underneath the seat in front of you or in an overhead bin. Please take your seat and fasten your seat belt. And also make sure your seat back and folding trays are in their full upright position ... Bla bla bla"

Dewi dan Murni malah sibuk menerka aneka tombol dikursi, keduanya asli blank. Hingga pramugara berwajah tampan menegor mereka, "Ladies, fasten your seatbelt please ..."

Dewi langsung ngejawil Murni, "Ya Allah ! Aku mati trus ketemu malaikat cowok, guantenge puol, tapi iku ngomong opo tho yo ?"

Murni buru - buru memoles bedak dan bicara pelan, "Iku koyoe takon jenenge awake dewe"

Tanpa ragu Dewi mengulurkan tangan, "Aku Dewi Natasha Taslim"

Murni jengkel, "Jenengmu ganti neh Dul ?"

Dewi cuek dan pramugara tampan itu menyambut uluran tangan Dewi sambil mengulang bicara, "Your seatbelt please"

Murni segera menyingkirkan tangan Dewi dan segera memperkenalkan diri, "Aku Kimora Murni Ghazali", Dan anehnya Pramugara itu malah membungkuk berusaha meraih tali pengaman kursi untuk memasangkan dipinggang kedua cewek katrok itu, secara pesawat sudah diujung runway siap untuk takeoff.

"Hiii cowok iki agresif iq, kok napsu bingit yo ?", Ujar Dewi dengan wajah sumringah bahagia.

Sementara Murni merem melek, "Ambuneeee wangi, aku koyoe cocok dadi pacare"

Dan selanjutnya pramugara dan pramugari dibuat repot oleh dua cewek Jogja itu. Selama 12 jam 15 menit keduanya puluhan kali muntah. Aroma obat gosok Caplang semerbak di cabin kelas ekonomi itu. Hingga mimpi buruk bagi crew Turkish Airlines itu berakhir di Istambul Ataturk. Di sini keduanya akan melanjutkan ke Sao Paulo Guarulhos. Selama 4 jam 40 menit transit, keduanya hanya duduk dengan wajah pucat. Mau jalan jalan takut kesasar, gak ono boso Jowo, apeeess !!!


*****
Dan sekali lagi mereka sudah duduk di cabin Turkish Airlines ke dua yang akan membawa mereka ke Sao Paulo dalam waktu 13 jam 30 menit. Baik Dewi dan Murni sudah frustasi. Perut mereka kosong, muntah pun sudah berasa pait tapi rasa mual itu selalu datang. Bahkan Dewi sempet meminta Murni mengerok pundaknya dengan koin 500-an.

Kaki mereka kram karena high heels yang mereka pakai. Sungguh andai mereka tau semua ini, tentu mereka memilih tetap di Jogja.

"Mur, kalo aku mati, kenang awakku seng apik e wae yo ?", Gumam Dewi dengan wajah pucat.

Murni yang gak kalah menderita menjawab lemah, "Tapi piye jal ? Kenanganmu elek kabeh Wi"

Dan sekali lagi mereka akhirnya bisa menginjak bumi. Sao Paulo Congonhas nampak sibuk, tapi Dewi dan Murni terlalu lelah. Bahkan cowok cowok cakep yang gentayangan sudah tak lagi mampu membuat dua cewek ini kembali bersemangat.

"Iki kapan yo awake dewe tekan Olympiade ?", Tanya Murni dengan wajah sayu.

"Mbuhlah, aku kangen Jogja, yok balik wae", Sahut Dewi.

Hingga mereka lagi - lagi harus masuk kedalam pesawat. Gol Linhas Aereas akan membawa mereka ke Rio De Janeiro dalam waktu satu jam. Transit selama 3 jam 15 menit dilewatkan begitu saja. Bahkan sahabat mereka di Facebook yang tinggal di Sao Paulo,  Suyati Aichi Iyik, tak sempat mereka hubungi.


*****

Dan setiba di Rio De Janeiro Santos Dumont, keduanya sudah mirip zombie. Riasan luntur, rambut awut awutan, berjalan gontai agak zig zag sambil menenteng high heels. Keduanya tiba tiba tak sadarkan diri dan saat terbangun sudah berada di Rumah Sakit setempat. Untungnya pihak Bank Mandiin sangat bertanggung jawab mengurus keduanya.

Murni terbangun dan langsung heboh, "Wiii tangi, awake dewe kan kudu nang Stadion delok pembukaan Olympiade"

Si Dewi membuka mata dan buru - buru duduk, "Lho ? Kok di Rumah Sakit ?"

Tak lama masuk Bu Nathalie perwakilan dari Bank Mandiin yang khusus mengurus kedua cewek ini selama ada di Rio, "Selamat sore, kalian sudah lebih sehat ? Kalian sudah 2 hari pingsan dan syukurlah bisa kami tangani dengan segera", Ujar Bu Nathalie dengan ramah.

Dewi melongoh, "Bu kalau gitu kita harus buru - buru ke pembukaan Olympiade".

Bu Nathalie tersenyum, "sayang sekali, pembukaannya sudah kemaren saat kalian pingsan berjama'ah dan sesuai hadiah yang kalian terima, lusa kalian harus kembali ke Indonesia"

Dewi tak bisa bicara, hanya ngowoh sambil komat kamit. Sementara Murni langsung pingsan lagi. Keduanya tak sanggup membayangkan mengulangi 35 jam yang menyiksa.


7 komentar:

  1. Wok wok wok Dewi Natasha Taslim

    Terus iki apike Kimora Murni Ghazali hahaha paling bisa ya Mas Nief. Lha jal pie tho yak pikir sukses ndelok acara pembukaane, ternyata PP penderitaan terus

    BalasHapus
  2. Wkakak aichi iyik...Wong e nek moco langsung geblak

    BalasHapus
  3. Mas, nek enek undian ko bank mandiin aku kabarano ya ben iso numpak pesawat wkwkwk

    BalasHapus
  4. Enief edannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn...kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

    BalasHapus
  5. Suyati Aichi Iyik.... Nama yang indaaah.... Hahahaha....

    BalasHapus
  6. Hasan :
    Lha ngunu iku nasib orang desa hahahahaha

    Jon :
    Wonge wes mencak mencak hahahaha

    An :
    Wes buyar undiane .... iku 5 taun pisan Nduk

    Dewi :
    kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk kkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk

    Soka :
    Maaakkkk hilal yoookkkk

    BalasHapus